Mengenal dan memahami Fiber Optik
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi[2]. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Penggunaan serat optik (fiber optic) secara umum tidak ada sampai tahun 1970 dapat saat Corning Glass Works dapat memproduksi serat optik (fiber optic) dengan ketipisan 20 dB/km. Sudah diakui bahwa serat optik (fiber optic) akan memungkinkan bagi transmisi telekomunikasi hanya bila gelas bisa dibuat begitu murni sehingga ketipisannya mencapai 20 dB/km atau kurang dari itu. Ini berarti 1% cahaya akan tersisa setelah menempuh 1 km.
Ketipisan serat optik (fiber optic) saat ini berkisar dari 0,5 dB/km tergantung pada serat optik (fiber optic) yang dipakai. Batas ketipisan berdasar pada aplikasi yang dimainkan. Aplikasi komunikasi serat optik (fiber optic) telah dengan melaju pesat, sejak pemasangan sistem serat optik (fiber optic) komersial pertama 1977. Perusahan-perusahaan telepon sudah memulai sejak awal, mengganti sistem kawat tembaga mereka yang lama dengan jalur serat optik (fiber optic). Perusahaan-perusahaan telepon masa kini mengunakan serat optik (fiber optic) diseluruh sistem mereka sebagai arsitektur tulang punggung(backbone) dan sebagai sistem telekomunikasi telepon hubungan jarak jauh antar kota. Perusahaaan-perusahan TV Kabel (Cable TV) yang lagi marak di masa ini juga sudah mulai mengintegrasikan serat optik (fiber optic) di dalam sistem kabel mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar