Sabtu, 06 Juni 2015

Internet Fiber Indihome


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CLOUD COMPUTING

Cloud computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena grid computing, virtualisasi, application service provision (ASP) dan Software as a Service (SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri dimulai pada tahun 1960an. Dimana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, diantaranya menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun enam puluhan.

Cloud computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding cloud computing. Faktor pendorong utama cloud computing adalah karena adanya revolusi Internet, matangnya teknologi visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak universal

Banyak prefesional IT mengetahui keuntungan cloud computing dalam hal fleksibilitas penyimpanan yang tinggi dan penghematan biaya. Namun mereka juga memiliki kekhawatiran terhadap keamanan data perusahaan mereka di dalam cloud. Para ahli sependapat bahwa cloud computing akan mengubah pemandangan komputasi saat ini. Andreas Asander, Vice-principal of product management at virtualisation security specialist dari Clavister mengatakan bahwa di saat masalah keamanan sudah terselesaikan maka layanan cloud computing “memungkinkan perusahaan untuk memperluas infrastruktur, menambah kapasitas sesuai permintaan, atau meng-outsourcekeseluruhan infrastrukturnya, mengakibatkan fleksibilitas yang lebih besar, serta pilihan sumber daya yang lebih beragam dan juga pengurangan biaya yang signifikan.

cloud computing adalah komputer awan. Seperti yang ada di Wikipedia bahwa cloud computing itu adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sebuah metode komputasi dimana kemampuan TI disediakan sebagai layanan berbasis internet.

Biar lebih paham lagi tentang cloud computing itu sendiri, kami akan  kasih gambaran sederhananya. Kita bisa bayangkan cloud computing itu seperti sebuah jaringan listrik. Jika kita butuh listrik, kita tidak harus punya pembangkit listrik. Kita hanya perlu menghubungi penyedia layanan listrik, yaitu PLN untuk menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik dan kita tinggal menikmatinya saja. Dan pembayaran kita lakukan sesuai dengan besaran pemakaiannya.

Nah, disinilah cloud computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan tadi. Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi perusahaan Microsoft untuk menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui internet) dengan aplikasi CRM & tinggal memakainya. Dan pembayaran dilakukan per bulan, per triwulan, per semester, per tahun atau sesuai kontrak yang dibuat. Jadi, perusahaan yang membutuhkan aplikasi CRM tadi, tidak perlu melakukan investasi awal untuk pembelian hardware server dan tenaga ahli TI. Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang dapat menghemat anggaran suatu perusahaan.

gambaran cloud computing seperti dibahwah ini:














Perhatikan titik-titik komputer/server sebagai gabungan dari sumber daya yang akan dimanfaatkan. Lingkaran-lingkaran sebagai media aplikasi yang menjembatani sumber daya dan cloud-nya adalah internet. Semuanya tergabung menjadi satu kesatuan dan inilah yag dinamakan cloud computing.

3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna dari Cloud Computing , yaitu:

  1. Infrastructure as service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized   server, storage & network. Contohnya seperti  Amazon Elastic Computer Cloud dan Simple Storage Service.
  2. Platform as a service, hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain. Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
  3. Software as a service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah Google Apps, SalesForce.comdan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.


Beberapa Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing

Kelebihan Cloud Computing :
  • Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
  • Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
  • Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
  • Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
  • Mengehemat biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem informasi yang dibangun.



Kekurangan Cloud Computing :

Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban. Dan juga perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.



www.saungit.org

Referensi :


http://ilhamsk.com/apa-itu-cloud-computing/ · 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan 
 http://adie-konoe.blogspot.com/2012/10/pengenalan-cloud-computing-komputasi.html




Internet Fiber Indihome



Internet Fiber Indihome




Fiber Optik


Kabel fiber optic adalah kabel jaringan yang dapat mentransmisi data melalui media cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel fiber optic ini jauh lebih mahal. Namun, kabel fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 200 meter sampai ratusan kilometer, kabel fiber optic juga tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik listrik, seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga yang relatif rawan terhadap serangan petir. Sebagai gantinya, sinyal dari kabel fiber optik yang mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya. Serat optik merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atauLED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Sejarah
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dari generasi ke generasi sebagai berikut
Sistem masih sederhana mulai 1975 dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s. Kemudian Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm mulai 1982. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s. kemudian pada generasi selanjutnya Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Transmisi Fiber Optic
Dalam transmisi kabel fiber optic, secercah cahaya merupakan sinyal optikal, digunakan sebagai alat yang membawa informasi. Baik yang berbentuk analog ataupun digital. Dalam pengoperasiannya, cahaya dilepaskan ke dalam kabel fiber optic (fiber optik) yang terdiri dari dua lapisan yaitu bagian inti dan bagian luar. Cahaya berjalan di sepanjang serat kabel fiber optic melalui serangkaian refleksi yang terjadi dimana bagian itin dan bagian luar bertemu. Ketika cahaya mencapai bagian akhir dari saluran, cahaya kemudian dijemput oleh receiver yang sensitif cahaya, dan setelah serangkain langkah, sinyal original tereproduksi.
Kelebihan Serat Optik
    1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
    2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi
    3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
    4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
    5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
    6. Tidak berkarat

Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada coreakan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Kelemahan Serat Opik
Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan cahaya pada serat optik:
    1. Penyerapan (Absorption)Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik.
    2. Penyebaran (Scattering)
    3. Kehilangan radiasi (radiative losses)
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
penerapan fiber optik yaitu Internet Fiber Optic
Merupakan paket layanan internet yang memanfaatkan jaringan kabel Fiber Optic dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar hingga mencapai gigabit dan kualitas jaringan dijamin hingga 99,5%. Dengan memanfaatkan teknologi metro ethernet dan FTTH, layanan ini sesuai bagi perusahaan yang menerapkan berbagai aplikasi bisnis, seperti aplikasi keuangan, aplikasi database online, aplikasi SAP dan aplikasi online lainnya. Layanan Fiber Optic HyperNet ini dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa provider jaringan besar dan menjangkau lebih dari 250 gedung perkantoran di Jakarta serta jalur utama kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sumber referensi: http://www.instalasijaringan.com/instalasifiberoptic1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik http://www.hyper.net.id/product_detail/5/internet-fiber-optic

Kamis, 28 Mei 2015

MAKALAH MIKROKONTROLER


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Yang dimaksud mikrokontroler adalah sebuah mikroprosesorlengkap yang terkandung di dalam sebuah chip yang mempunyai masukan dan keluaran kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara yang khusus. Cara kerja mikrokontroler sebenarnya hanya membaca dan menulis data. Sebagai  contoh,  bayangkan  diri  kita  saat  mulai  belajar  membaca  dan menulis, ketika  kita  sudah  bisa  melakukan  hal  itu maka kita dapat membaca tulisan  apapun  baik  buku cerpen,  artikel  dan  sebagainya,  dan  kita juga dapat menulis hal-hal sebaliknya. Apabila kita sudah mahir membaca dan menulis data maka  kita  dapat  membuat  program  untuk  membuat  suatu  sistem  pengaturan otomatis menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan kita.
Mikrokontroler berbeda  dari  mikroprosesor serba guna  yang digunakan  di dalam   sebuah   PC, karena sebuah  mikrokontroler umumnya   telah   berisi komponen-komponen pendukung, seperti : prosesor, memori, dan I/O. Namun, secara analogi  mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk  mengontrol peralatan  elektronik, yang  ditekankan  untuk efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya juga dapat disebut "pengendali kecil" dimana
Sebuah sistem elektronik  yang  sebelumnya  banyak  memerlukan  komponen-
komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan
akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
2. Tingkat keamanan dan akurasi yang lebih baik.
3. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
    dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.
4. Kemudahan dalam penggunaannya untuk sistem yang berbasis
    mikrokontroler.
5. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Namun   demikian,   tidak   sepenuhnya mikrokontroler dapat mereduksi
komponen ICTTL dan CMOS karena seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi  atau  menambah  jumlah  saluran masukan  dan  keluaran  (I/O).
Beberapa periperal yang langsung dapat dimanfaatkan, misalnya port paralel, port
serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital
dan  sebagainya  hanya  menggunakan  sistem  minimum yang  tidak  rumit  atau
kompleks.

1.2.  Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara kerja IC ATMEGA8 dan IC ATMEGA16.
b.      Bagaimana cara downloader dan sistem minimum bekerja.
c.       Seperti apakah penerapan IC ATMEGA8.

1.3.  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah umtuk mengetahui cara kerja sistim minimum dan downloader menggunakan IC ATMEGA dan cara penerapannya dengan membuat jam digital menggunakan seven segmen, dilain hal itu juga untuk pengetahuan kami tentang elektronika. Agar dapat memahami tentang Penggunaan IC Mikrokontroler ATMEGA 16/32/8535 sebagai komponen pengendali elektronika atau robotika dan dapat membuat downloader mikrokontroler, serta dapat menggunakan software simulator baik berupa proteus  











BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMEGA16/32/8535
   memakai Software AVR Studio 4, PonyProg 2000, ISP Prog V.168
2.1.1. Sistim Minimum ATMEGA16
Sistem Minimum Mikrokontroller AVR ATmega16, rangkaian ini sangat berguna bagi kita yang ingin belajar ataupun membuat system kontrol menggunakan Mikrokontroller AVR khusunya ATmega dari Atmel. Rangakaian ini kami beri nama “Sistem Minimum Mikrokontroller AVR ATmega16” sebenarnya system minum ini tidak hanya bisa digunakan untuk AVR atmega16 saja, tetapi dapat digunakan juga untuk mikrokontroller AVR lainya seperti ATmega8535, atmega8, ATmega32 dan lain-lain. Bagi anda yang ingin menggunakan mikrokontroller yang lain silahkan saja caranya tinggal mengganti IC ATmega16 dengan IC yang ATmega yang anda ingin gunakan.

Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia. Perbedaannya, jantung memompa darah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program. Rangkaian selengkapnya adalah sebagai Berikut:




 Gambar 2.1 skema layout sistem minimum





Gambar 2.2 layout sistem minimum pada papan pcb


  
Gambar 2.3 Sistem minimum yang sudah jadi


Daftar Komponen Sistim Minimum ATMEGA16

1. IC Mikrokontroler ATMEGA 16/32/5835
2. Soket IC 40 Pin
3. Resistor (R1) = 10K
4. Capasitor (C1&C2= 33pF atau 22pF
5. Xtal    =  12 Mhz
6. Capasitor (C3) = 16v/100mF
7. PusButton
8. IC Regulator 7805
9. Resistor (R=330)
10. Dioda 14007
11. Led
12. Conector 8 pin dan 2 pin
13. PCB Fiber


2.1.2. Sistim Minimum ATMEGA8

Dengan menggunakan minimum sistem yang kompatibel dengan atmega8 . disini mikrokontroler atmega8 bertindak sebagai mikro target dimana kita membutuhkan downloader lain intuk mendownload firmware ke atmega8. downloader tersebut bisa berupa downloader paralel atau serial dengan tools programmernya menggunakan Ponyprog atau bisa juga dengan menggunakan Downloader USBASP lain yang sudah jadi
berikut penampakan dari sistim minimum atmega8.


  
Gambar 2.4 Sistim minimum ATMEGA8

kemudian sediakan USBASP (Downloader) yang lain untuk mendownload firmware ke atmega8. (Downloader tidak harus yang berbasis USBASP bisa yang lain asal kompatibel dengan MOSI,MISO,SCK dan reset mikrokontroler AVR).
Ok karena laptop kami tidak ada PORT paralel atau serial maka kami pakai yang versi USBASP. (Kalau yang pakai PC bisa coba download pakai Downloader paralel atau serial dengan Software Ponyprog) beri supply ke minimum sistem target dan perhatikan Pin MOSI,MISO,SCK dan Reset untuk lebih jelasnya silakan lihat di datasheet atmega8.


Gambar 2.5 Koneksi USBASP dengan minimum sistem target.

 selanjutnya buka software downloader (khazama/avrdude/Extreme burner AVR dll ), disini saya menggunakan Khazama Avr Downloader.



Gambar 2.6 Layout PCB Sistim Minimum ATMEGA8



Gambar 2.7 Skematik Sistim Minimum ATMEGA8

Jumper self programming merupakan suatu jumper yang digunakan untuk membuat board USBASP menjadi minimum sistem (target board). Bila USBASP anda tidak ada fasilitas jumper self programming anda dapat membuat jumper manual sendiri yaitu dengan cara menghubungkan kaki (pin nomor 1) dengan kaki (pin nomor 16) atmega8.

2.2.  Adaptor atau baterai 5V DC

daptor adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC. Kelebihan dari rangkaian ini adalah arus yang dihasilkan cukup stabil dan besarnya tegangan yang dihasilkan bisa kita atur dengan cara menyesuaikan komponen yang digunakan dengan output tegangan yang kita kehendaki. Adaptor banyak digunakan dalam berbagai alat sebagai catu daya, seperti Amplifier, TV mini, radio, dan alat elektronik lainnya.

  

Gambar 2.8 Skema Rangkain Adaptor



Daftar komponen:

1.      C1 = Elco 1000 uF/16 V
2.      C2 = Elco 100 nF/16 V
3.      D1, D2 = Dioda 1N 4002
4.      IC1 = IC Regulator 7805
5.      T1 = Trafo stepdown 220 V/12 V 1 A CT


2.3.  Rangkaian Downloader Driver USB Mikrokontroler ATMEGA8  16PU

merupakan sebuah piranti yang digunakan untuk memasukkan file program (*hex) yang telah kita buat dengan bahasa pemograman (c/ assembly) ke dalam mikrokontroler. Rangkaian downloader merupakan rangkaian elektronik yang digunakan untuk perantara memasukan kode atau instruksi yang dibuat pada aplikasi mikrokontroler Atmega kemudian instruksi tersebut disimpan di dalam IC Atmega. Komponen-komponen yang ada pada rangkaian downloader adalah :

1.    Capasitor (C1, C2) = 22pF warna orange
2.    Capasitor Elco (C3) = 10v/4,7 µF
3.    Capasitor (C4) = 100nF  warna kuning
4.    Dioda Zener (D1, D3) = 3V6
5.    IC1 = ATMEGA8  16 PU/PI
6.    LED1 = LED Red
7.    LED2 = LED Green
8.    Kristal (Q1) = 12Mhz
9.    Resistor ¼ Watt (R5, R6) = 68 Ohm
10. Resistor ¼ Watt (R8) = 2,2 kOhm
11. Resistor ¼ Watt (R1, R2) = 330 Ohm
12. Resistor ¼ Watt (R7) = 10 kOhm
13. Resistor ¼ Watt (R3) = 1 kOhm
14. Conector (X1) = USB



  
Gambar 2.9 Skema rangkaian downloader USB




   
Gambar 2.10 Layout ke PCB

  

Gambar 2.11 downloader yang sudah jadi
Data Sheet ATmega8









  


Gambar 2.12 Pinout ATMEGA8

Pin Descriptions

VCC  Digital supply voltage.
GND Ground.


Port B (PB7..PB0) XTAL1/XTAL2/TOSC1/ TOSC2

Port B is an 8-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The Port B output  buffers  have symmetrical  drive  characteristics  with  both high sink and  source capability. As inputs, Port B pins that are externally pulled low will source current if the pull-up resistors are activated. The Port B pins are tri-stated when a reset condition becomes active, even if the clock is not running.
Depending on the clock selection fuse settings, PB6 can be used as input to the inverting Oscillator amplifier and input to the internal clock operating circuit. Depending on the clock selection fuse settings, PB7 can be used as output from the inverting Oscillator amplifier.
If the Internal Calibrated RC Oscillator is used as chip clock source, PB7..6 is used as TOSC2..1 input for the Asynchronous Timer/Counter2 if the AS2 bit in ASSR is set. The various special features of Port B are elaborated in “Alternate Functions of Port B” on page 58 and “System Clock and Clock Options” on page 25.

Port C (PC5..PC0)
                                                  
Port C is an 7-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The Port C output buffers  have  symmetrical  drive characteristics with both high sink and source capability. As inputs, Port C pins that are externally pulled low will source current if the pull-up resistors are activated. The Port C pins are tri-stated when a reset condition becomes active, even if the clock is not running.

PC6/RESET

If the RSTDISBL Fuse is programmed, PC6 is used as an I/O pin. Note that the electrical char- acteristics of PC6 differ from those of the other pins of Port C. If the RSTDISBL Fuse is unprogrammed, PC6 is used as a Reset input. A low level on this pin for longer than the minimum pulse length will generate a Reset, even if the clock is not running. The minimum pulse length is given in Table 15 on page 38. Shorter pulses are not guaranteed to generate a Reset. The various special features of Port C are elaborated on page 61.

Port D (PD7..PD0)
                                                  
Port D is an 8-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The Port D output buffers  have  symmetrical  drive characteristics with both high sink and source capability. As inputs, Port D pins that are externally pulled low will source current if the pull-up resistors are activated. The Port D pins are tri-stated when a reset condition becomes active, even if the clock is not running. Port D also serves the functions of various special features of the ATmega8 as listed on page 63.


RESET
                                                  
Reset input. A low level on this pin for longer than the minimum pulse length will generate a reset, even if the clock is not running. The minimum pulse length is given in Table 15 on page 38. Shorter pulses are not guaranteed to generate a reset.


AVCC           

AVCC is the supply voltage pin for the A/D Converter, Port C (3..0), and ADC (7..6). It should be externally connected to VCC, even if the ADC is not used. If the ADC is used, it should be con nected to VCC through a low-pass filter. Note that Port C (5..4) use digital supply voltage, VCC.

AREF

AREF is the analog reference pin for the A/D Converter.


ADC7..6 (TQFP and QFN/MLF Package Only)

In the  TQFP and  QFN/MLF  package, ADC7..6 serve as analog  inputs to  the  A/D converter. These pins are powered from the analog supply and serve as 10-bit ADC channels.


2.4.  Penerapan IC ATmega8 dengan membuat jam digital seven segment sederhana

membuat jam digital sederhana dengan menggunakan 4 buah 7segment dan ATmega8 dan untuk metode pemrogramannya hanya menggunakan library "delay.h". Terus Bagaimana caranya? kenapa tidak menggunakan IC decoder untuk 7segment seperti IC 7447? Jawabannya sederhana yaitu selain rangkaiannya tidak terlalu rumit juga bisa menghemat penggunaan PORT pada mikrokontroler. Caranya dapat kamu lihat seperti gambar skematik rangkaian dibawah ini :



  
Gambar 2.13 skematik rangkaian


Jika kita lihat skematik rangkaian diatas semua 7Segment terhubung paralel dengan PORTD pada mikrokontroler kemudian kaki Common / Enable pada seven segment yang biasa kita hubung langsung ke ground itu kita hubungkan dengan PORTC pada mikrokontroler, ditambah dengan 2 buah  LED dan push button yang tersambung dengan PORTB.
Terus bagaimana cara kerjanya sehingga 7segment bisa menampilkan angka yang berbeda sementara semua tersambung secara paralel dengan PORTD?. Caranya adalah kita menggunakan metode scanning yaitu menyalakan 7segment secara bergantian dengan kecepatan tinggi sehingga tampak menyala secara normal. Yang berfungsi untuk mengatur pergantian 7segment adalah PORTC yang jika berlogika 0 (terground) maka 7segment akan aktif, sebaliknya jika berlogika 1 (tercatu) maka 7segment akan mati.

berikut script programnya:


#include <mega8.h>
#include <delay.h>
//-------------------7seg-------------------------------
#define  set PORTD
//-------------------enable-----------------------------
#define enable1 PORTC.2
#define enable2 PORTC.3
#define enable3 PORTC.4
#define enable4 PORTC.5
//-------------------tombol----------------------------
#define tombol1 PINB.1
#define tombol2 PINB.3
//-------------------kondisi---------------------------
#define mati 1
#define nyala 0

unsigned char x=5,a ,y,detik,sat_mnt,pul_mnt,sat_jam,pul_jam,hit[10]={0b01111111, 0b00011100, 0b10111011, 0b10111110, 0b11011100, 0b11101110, 0b11100111, 0b00111100, 0b11111111, 0b11111110};   //common katoda

void rolling()
{
        enable4=1;enable1=0;
        set=hit[sat_mnt];
        delay_ms(x);
     if(sat_mnt>9){sat_mnt=0;pul_mnt++;} 
        enable1=1;enable2=0;
        set=hit[pul_mnt];
        delay_ms(x);            
     if(pul_mnt>5){pul_mnt=0;sat_jam++;}
      enable2=1;enable3=0;
        set=hit[sat_jam];
        delay_ms(x);
     if(sat_jam>9){sat_jam=0;pul_jam++;}           
        enable3=1; enable4=0;
        set=hit[pul_jam];
        delay_ms(x);
    if(pul_jam>=4&&sat_jam==2){sat_jam=0;pul_jam=0;}

}


void setting()
{  
    while(1)
    {
     if (tombol1==0)
        {  
            delay_ms(200);
            while(tombol1==0);
            a++;
          
            if(a==1)
                {   for(;;)
                        {
                            enable4=1;enable1=0;;set=hit[sat_mnt];
                            if(tombol2==0){  delay_ms(200); while(tombol2==0);sat_mnt++;if(sat_mnt>9)sat_mnt=0;}
                            else if(tombol1==0){break;};
                        };
                }
            else if(a==2)
                {   for(;;)
                        {
                            enable1=1;enable2=0;;set=hit[pul_mnt];
                            if(tombol2==0){  delay_ms(200); while(tombol2==0);pul_mnt++;if(pul_mnt>5)pul_mnt=0;}
                            else if(tombol1==0){break;};
                        };
                }
            else if(a==3)
                {   for(;;)
                        {
                            enable2=1;enable3=0;;set=hit[sat_jam];
                            if(tombol2==0){  delay_ms(200); while(tombol2==0);sat_jam++;if(sat_jam>9)sat_jam=0;}
                            else if(tombol1==0){break;};
                        };
                }
            else if(a==4)
            {   for(;;)
                        {
                            enable3=1; enable4=0;;set=hit[pul_jam];
                            if(tombol2==0){delay_ms(200); while(tombol2==0);pul_jam++;if(pul_jam>2)pul_jam=0;}
                            else if(tombol1==0){break;};
                        };
                }
            else if(a>4){a=0;goto lanjut;};
            }
           
          else if(a==0)break;
              
       }
      
      
       lanjut:              

}

void jalan()
{
 for (detik=1;detik<60;detik++)
            {  
                    DDRB.4=DDRB.5=1;
                    PORTB.5=1;
                    PORTB.4=1;
                   for (y=0;y<=24;y++)
                    {
                        rolling();
            setting();
                       
                    };
                    PORTB.4=0;
                    PORTB.5=0;
                    for (y=0;y<=24;y++)
                    {
                        rolling();
            setting();
                    };
                  
            };
            sat_mnt++; 
         
      
}

void main(void)
{

PORTB=0xFF;
DDRB=0x00;

PORTC=0xFF;
DDRC=0xFF;

PORTD=0x00;
DDRD=0xFF;

   set=hit[0];
   delay_ms(10);
  
    while(1)
    { jalan(); }              
}
 



Gambar 2.14 layout PCB



Gambar 2.15 Layout Rangkaian

2.5.  Daftar Harga Komponen

Daftar Harga Membuat Downloader

1.    Capasitor (C1, C2)  22pF warna orange              = Rp      200,-
2.    Capasitor Elco (C3) 10v/4,7 µF                           = Rp      250,-
3.    Capasitor (C4) 100nF  warna kuning                   = Rp      500,-
4.    Dioda Zener (D1, D3) 3V6                                 = Rp   1.000,-
5.    IC ATMEGA8  16 PU/PI + Socket                    = Rp 35.000,-
6.    LED1 LED Red                                                  = Rp      200,-
7.    LED2 LED Green                                               = Rp      200,-
8.    Kristal (Q1) 12Mhz                                              = Rp   1.500,-
9.    Resistor ¼ Watt (R5, R6) 68 Ohm (x 2)              = Rp      200,-
10. Resistor ¼ Watt (R8) 2,2 kOhm                           = Rp      100,-
11. Resistor ¼ Watt (R1, R2) 330 Ohm (x 2)             = Rp      200,-
12. Resistor ¼ Watt (R7) 10 kOhm                            = Rp      100,-
13. Resistor ¼ Watt (R3) 1 kOhm (x 2)                     = Rp      200,-
14. PCB bolong                                                          = Rp   3.000,-
15. Pin Konektor 2 kaki & 5 kaki (x 2)                       = Rp   5.000,-
16. Conector (X1) USB                                              = Rp   4.000,-     +
Jumlah                                                                       = Rp 51.650,-



Daftar Harga Membuat Sistim Minimum ATMEGA16

1. IC Mikrokontroler ATMEGA 16/32/5835             = Rp 35.000,-
2. Soket IC 40 Pin                                                      = Rp   1.500,-
3. Resistor (R1)10K                                                    = Rp      100,-
4. Capasitor (C1&C2 33pF atau 22pF                        = Rp      500,-
5. Xtal 12 Mhz                                                            = Rp   1.500,-
6. Capasitor (C3) 16v/100mF                                     = Rp      750,-
7. PusButton                                                               = Rp      500,-
9. Resistor (R=330)                                                     = Rp      100,-
11. Led                                                                        = Rp      200,-
12. Conector 8 pin dan 2 pin                                      = Rp   1.500,-
13. PCB Fiber                                                             = Rp   3.500,-   +
Jumlah                                                                       = Rp 45.150,-


Daftar Harga Membuat Sistim Minimum ATMEGA8

2. Soket IC 28 Pin                                                      = Rp      850,-
3. Resistor (R1)10K                                                    = Rp      100,-
4. Capasitor (C1&C2) 22pF                                        = Rp      200,-
5. Xtal 12 Mhz                                                            = Rp   1.500,-
6. Capasitor (C3) 16v/10mF                                       = Rp      250,-
7. PusButton                                                               = Rp      500,-
9. Resistor (R=330)                                                     = Rp      100,-
11. Led                                                                        = Rp      200,-
12. Conector 4 pin dan 5 pin                                      = Rp   7.000,-
13. PCB bolong                                                          = Rp   3.500,-  +
Jumlah                                                                       = Rp 14.200,-



Daftar Harga Membuat Adaptor

1.    C1 = Elco 1000 uF/16 V                                       = Rp  1.500,-
2.    C2 = Elco 100 nF/16 V                                         = Rp  1.000,-
3.    D1, D2 = Dioda 1N 4002                                      = Rp     300,-
4.    IC1 = IC Regulator 7805                                       = Rp  1.500,-
5.    T1 = Trafo stepdown 220 V/12 V 1 A CT               = Rp 17.500,-  +
Jumlah                                                                       = Rp 21.800,-





Daftar Harga Membuat Jam Digital ATMEGA8 Sederhana

1.  Socket IC ATMEGA8                                           = Rp   1.500,-
2.  Capasitor 22pf (x2)                                                = Rp      200,-
3.  Push Button (x3)                                                    = Rp   1.500,-
4 . Kristal 12 Mhz                                                       = Rp   1.500,-
5.  Resistor 1 Kohm                                                    = Rp      100,-
6.  Resistor 220 ohm                                                   = Rp      200,-
7.  LED Merah (x2)                                                    = Rp      500,-
8.  Resistor 4,7 Kohm                                                 = Rp      100,-
9. 7 Segment CK (x4)                                                 = Rp 16.000,-
10. PCB Polos                                                             = Rp   3.500,-
11. IC Regulator 7805                                                            = Rp   1.500,-  +
Jumlah                                                                       = Rp 26.600,-  






Daftar Harga Komponen Tambahan

1.kabel koneksi USB                                                  = Rp   8.000,-
2.print                                                                          = Rp 10.000,-
2.Tespen                                                                      = Rp 10.000,-
3.Solder + Timah                                                        = Rp 35.000,-  +
Jumlah                                                                       = Rp 63.000,-



Jumlah Total

1. Daftar Harga Membuat Downloader                                              = Rp  51.650,-
2. Daftar Harga Membuat Sismin ATMEGA16                                 = Rp  45.150,-
3. Daftar Harga Membuat Sismin ATMEGA8                                   = Rp  14.200,-
4. Daftar Harga Membuat Adaptor                                                    = Rp  21.800,-
5. Daftar Harga Membuat Jam Digital ATMEGA8 Sederhana         = Rp  26.600,-  
6. Daftar Harga Komponen Tambahan                                               = Rp  63.000,-
Jumlah                                                                                               = Rp252.400,-






















BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah dalam pembuatan jam digital seven segmen menggunakan IC ATMEGA8 tidaklah mudah. Karena pada dasarnya kita harus mengusai bahasa pemrograman, khususnya assembler dan C++ serta kita harus membuat 3 buah rangkaian diantaranya yaitu :
1.      Rangkaian adaptor, adalah yang berfungsi sebagai inputan daya DC sebesar 5V
2.      Rangkaian downloader, sebagai perantara masuknya program dari komputer ke IC ATMEGA.
3.      Rangkaian  Sistim Minimum, untuk mengontrol berfungsi tidaknya IC ATMEGA.

3.2.            Saran
Saran kami disini adalah sebelum program di download ke IC ATMEGA alangkah baiknya di simulasikan terlebih dahulu menggunakan software Proteus.




















DAFTAR PUSTAKA